“Kubisme terlihat seperti gambar yang campur aduk. Padahal aliran seni lukis ini menampilkan lukisan yang sangat menarik jika kita mengerti cara melihatnya.”
Klik untuk langsung membaca bagian yang dicari:
- Pengertian Kubisme
- Ciri ciri lukisan aliran Kubisme
- Sejarah munculnya aliran Kubisme
- Contoh pelukis Kubisme & gambar lukisannya
- Perbedaan Kubisme dengan aliran lainnya
- Referensi lebih lanjut
Pengertian
Kubisme adalah aliran seni lukis avant-garde yang memecah subjek dan melukisnya dalam bentuk-bentuk geometris dasar dengan beberapa sudut perspektif sekaligus.
Sebagai gaya visual yang paling berpengaruh di abad ke-20, aliran ini merevolusi banyak cabang seni. Mulai dari seni lukis sampai patung dan arsitektur.
Kubisme tercipta dari eksperimen visual Pablo Picasso dan Georges Braque. Kolaborasi tersebut berlangsung selama tahun 1907-1914 di Paris.
Seperti kebanyakan gaya seni modern, gaya Kubisme muncul dari keinginan untuk keluar dari aturan masa lalu.
Seniman Kubisme menolak prinsip lukis tradisional, di mana karya seni harus menyerupai apa yang ada di alam nyata seperti halnya aliran Naturalisme dan Realisme.
Lukisan Kubisme tidak terikat pada bentuk, tekstur dan warna yang ditunjukkan alam.
Karya-karyanya menekankan pada menunjukkan lukisan sebagai bidang datar dan 2 dimensi. Selain itu, subjek dipresentasikan dalam sudut pandang baru melalui bagian-bagian yang terfragmentasi.
Ciri ciri
Jika sudah mengenalnya, Kubisme memiliki ciri khas yang cukup mudah dilihat. Ciri-ciri yang dijelaskan di artikel ini akan lebih mudah dipahami jika dibaca sambil melihat beberapa contoh lukisannya:
Ciri-ciri yang paling mendasar dari aliran Kubisme yaitu:
1. Hanya menggunakan bentuk geometris dasar
Lukisan dengan corak Kubisme tidak mengindahkan bentuk asli subjek di alam nyata.
Seniman Kubisme mendekonstruksi objek yang dilukis dan melakukan “analisis” dari berbagai sudut. Inilah alasan jenis Kubisme pertama disebut Kubisme Analitik.
Objek yang sudah dianalisis kemudian dilukis dalam susunan geometri (kotak, segitiga, kerucut, dll).
2. Terlihat rata (flat) & minim kedalaman (sense of depth)
Bagian-bagian dari subjek dipecah dan disusun kembali terlihat 2 dimensi dan berbentuk abstrak. Hal ini menghilangkan ilusi kedalaman dari lukisan yang dihasilkan.
Karya Kubisme dengan sengaja menghindari penggunaan berbagai teknik lukis tradisional.
Misalnya teknik perspektif, foreshortening (memendekkan subjek untuk melukiskan objek yang dekat dengan pengamat), dan chiaroscuro (penggunaan gelap terang untuk menampilkan kesan 3 dimensi).
3. Menggunakan beberapa perspektif sekaligus
Subjek yang sama juga bisa terlihat dari beberapa sudut secara bersamaan.
Misalnya sebuah cangkir dipecah menjadi 2 bagian. Bagian kiri menampilkan cangkir yang dilihat dari samping, sementara bagian kanan melukiskan cangkir dari atas.
4. Terdiri dari banyak fragmen/kepingan visual
Kubisme disebut kumpulan kaca pecah oleh orang-orang yang tidak menyukainya.
Saat melihat lukisan dari aliran ini, pengamat perlu mengumpulkan kepingan-kepingan dari gambarnya.
Baru kemudian lukisan dilihat secara keseluruhan untuk mengetahui maknanya.
Terkadang pelukis “memecah” subjek menjadi beberapa bagian supaya bisa digambar dengan beberapa sudut perspektif.
Latar belakang dan subjek lukisan Kubisme juga seringkali menembus satu sama lain.
Selain cara penggambaran yang memakai banyak perspektif, fragmentasi visual ini membuat karya bercorak Kubisme seringkali sulit dipahami.
Sejarah
Aliran Kubisme mengambil inspirasi dari salah satu karya terakhir Paul Cezanne, yaitu lukisan La Carrière de Bibémus (1895). Karya tersebut dinilai merupakan embrio dari Kubisme.
Di lukisan Bibémus, Cezanne memberi perhatian khusus pada struktur bentuk. Objek lukisan diolah menjadi bentuk paling sederhana. Ia juga menggunakan sudut-sudut perspektif yang sedikit berbeda dibanding lukisan biasa.
Sebagian seniman, terutama Pablo Picasso, tergerak untuk mencoba lebih jauh dari Cezanne. Mereka bereksperimen dengan menampilkan subjek seolah terlihat dari beragam sudut secara bersamaan.
Secara umum, Kubisme diawali dengan terciptanya lukisan Les Demoiselles d’Avignon karya Pablo Picasso di tahun 1907.
Lukisan ini sangat mengejutkan pada zamannya. Kebanyakan seniman masih berusaha menciptakan karya yang “realistisâ€.
Sementara itu, Picasso menunjukkan lukisan yang dinamis dan membuang banyak teknik tradisional seni lukis. Demoiselles kemudian dianggap sebagai lukisan proto-Cubism (Kubisme primitif) atau karya sebelum Kubisme.
Di periode tersebut, Picasso bekerja di bawah kontrak Daniel-Henry Kahnweiler, seorang pedagang seni (art dealer) di Paris.
Kahnweiler memperkenalkan Picasso dengan Georges Braque. Di studio milik Picasso, Braque melihat lukisan Demoiselles. Seketika itu ia tertegun dengan gaya baru yang ditampilkan Picasso.
Pada tahun 1908, Picasso dan Braque mulai mendalami lukisan pemandangan alam Cezanne yang berbentuk geometris. Mereka berdua menciptakan serangkaian lukisan panorama yang menyerupai gaya Cezanne.
Semua bentuk alami diubah menjadi bentuk kubus. Palet warna yang ada didominasi corak biru dan hijau.
Picasso dan Braque menggunakan beberapa teknik untuk menghilangkan kedalaman (sense of depth) dan ilusi ruang (illusion of space) dalam lukisannya:
- Menghindari cara tradisional untuk menggambarkan perspektif. Bukannya mengubah ukuran saat menggambar objek yang posisinya jauh, mereka menggunakan perubahan warna: Coklat kemerahan untuk objek yang dekat, biru untuk latar belakang. Penggambaran posisi dan bentuk objek juga diubah. Bangunan diletakkan di atas bangunan lain, bukan di belakangnya. Objek di depan maupun latar belakang sama-sama dilukis dengan bentuk-bentuk kubus.
- Menggunakan beberapa arah pencahayaan (source of light) yang berbeda. Lukisan tradisional umumnya menggunakan 1 arah cahaya yang konsisten untuk menciptakan ilusi 3 dimensi pada subjeknya. Sebaliknya lukisan Kubisme menampilkan beberapa arah cahaya. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan ilusi tersebut dan membuat bentuk subjek menjadi lebih ambigu.
Beberapa contoh lukisan yang dihasilkan pada masa awal Kubisme:
- Viaduct in Estaque (1908) karya Georges Braques
- Houses at L’Estaque (1908) karya Georges Braques
- Road Near L’Estaque (1908) karya Georges Braques
- House in a Garden (1908) karya Pablo Picasso
- Little House in a Garden (1909) karya Pablo Picasso
- Houses on the Hill (1909) karya Pablo Picasso
Selama masa-masa tersebut, Picasso dan Braque sangat dekat, baik secara personal maupun artistik. Corak karya mereka berdua di tahun-tahun tersebut menjadi hampir tidak bisa dibedakan.
Braque dan Picasso bahkan sering memakai pakaian yang serupa. Dikabarkan mereka juga bercanda “seperti Wright Bersaudara yang berusaha menciptakan sesuatu yang baru bersamaâ€.
Asal Nama Kubisme
Istilah “Kubisme†berasal dari lukisan Houses at L’Estaque (1908) karya Georges Braque.
Seorang kritikus seni, Louis Vauxcelles, melihat lukisan tersebut dalam pameran di galeri milik Kahnweiler. Ia kemudian menuliskan ulasan dalam harian Exposition Braques tanggal 14 November 1908.
Vauxcelles menyebutkan Braque sebagai seorang laki-laki pemberani yang menolak gambar bentuk, “menyederhanakan semuanya, tempat dan orang dan rumah, menjadi skema geometris, menjadi kubus (bizarreries cubiques)”.
Penggunaan kata “kubus†oleh kritikus seni tersebut berasal dari cerita seniman Henri Matisse. Pelukis terkenal itu mengatakan lukisan-lukisan Braque ditolak saat dikirimkan ke Salon d’Automne (pameran tahunan di Paris).
“Braque mengirim lukisan yang terbuat dari kubus-kubus kecil ,” kata Matisse.
Penggambaran kubus-kubus tersebut terinspirasi dari sebuah jembatan layang di daerah L’Estaque.
Setelah melihat motif yang ada di jembatan tersebut, Braque mulai bereksperimen dalam karyanya. Hasilnya adalah 3 lukisan L’Estaque dengan ciri khas penyederhanaan bentuk dan dekonstruksi perspektif.
Jenis Lukisan Kubisme
Kubisme berasal dari eksplorasi visual Picasso dan Braque. Untuk menggolongkan karya-karya revolusioner tersebut, ada beragam pendapat yang terbentuk.
Ada yang menyebut aliran ini terdiri dari 3 ataupun 4 jenis corak. Tapi sejarawan seni umumnya membagi Kubisme menjadi 2 jenis berdasarkan fase kolaborasi Picasso-Braque,yaitu:
- Kubisme Analitik
- Kubisme Sintetik
1. Kubisme Analitik / Analytical Cubism (1908-1912)
Jenis lukisan Kubisme Analitik ditandai dengan terciptanya Portrait of Ambroise Vollard (1909-1910) karya Picasso.
Lukisan ini menunjukkan gaya baru dalam Kubisme yang memiliki tampilan rumit. Bentuk-bentuk kubus dari masa awal sudah menghilang. Sejak lukisan Ambroise tidak ada lagi kubus di karya Kubisme.
Elemen dasar Kubisme Analitik berubah menjadi area-area kecil yang dibatasi garis lurus atau melengkung. Area-area tersebut saling tumpang tindih sehingga menampakkan bentuk-bentuk geometris dasar (kotak, segitiga, dll).
Ciri lukisan Kubisme Analitik:
- Terdiri dari bentuk-bentuk geometris yang tumpang tindih.
- Subjek lukisan dilukis dari beberapa sudut pandang.
- Warna yang digunakan biasanya hitam, abu-abu dan coklat kekuningan.
Kubisme Analitik menitikberatkan pada struktur bentuk-bentuk dalam lukisan. Tujuan utamanya adalah memecah sebuah objek dan menampilkannya dalam berbagai sudut pandang yang ada.
Warna monokromatik ditujukan agar perhatian pengamat terpusat ke struktur bentuk-bentuk tersebut, dan jangan sampai teralihkan oleh warna yang beragam.
Contoh lukisan jenis Kubisme Analitik:
- Portrait of Ambroise Vollard (1909-1910) karya Picasso
- La guitare (Mandora, La Mandore) (1909-1910) karya Georges Braque
- Girl with Mandolin (1910) karya Pablo Picasso
- Le Goûter (Tea Time) (1911) karya Jean Metzinger
- Table in a Cafe (Bottle of Pernod) (1912) karya Pablo Picasso
2. Kubisme Sintetik / Synthetic Cubism (1912-1914)
Fase terakhir kolaborasi Picasso-Braque menghasilkan jenis lukisan Kubisme Sintetik.
Pada awalnya, Kubisme didominasi dengan analisis terhadap bentuk objek yang dilukis. Tapi di musim panas tahun 1912, Georges Braque berlibur ke daerah Provence dan menemukan beberapa lembar kertas bermotif kayu.
Kebetulan saat itu Braque sedang mengerjakan lukisan gitar dan ingin menggambar pola kayu dengan pensil. Sebagai gantinya, ia memotong kertas motif tadi dan menempelkannya ke lukisan.
Picasso yang tidak mau kalah dari Braque kemudian menggunakan halaman-halaman dari surat kabar Le Journal. Selama 3 bulan sejak akhir 1912 sampai awal 1913, Braque dan Picasso membuat banyak karya dengan teknik papiers collé ini.
Contoh lukisan jenis Kubisme Sintetik:
- Still Life with Chair-Caning (1911-12) karya Pablo Picasso
- Fruit Dish and Glass (1912) karya Georges Braque
- Bottle of Vieux Marc, Glass, Guitar and Newspaper (1913) karya Pablo Picasso
- Newspaper and Fruit Dish (1916) karya Juan Gris
Kubisme Sintetik memiliki ciri karakteristik berupa:
- Bentuk-bentuk yang lebih sederhana dari periode Analitik.
- Warna yang digunakan lebih cerah dari lukisan Kubisme Analitik.
- Menggunakan benda-benda dari kehidupan sehari-hari misalnya potongan koran, wallpaper, ataupun kertas bungkus berpola.
Jenis lukisan Kubisme Sintetik tidak terlalu memperhatikan subjek yang ditampilkan dalam lukisan. Di sini material, tekstur dan warna lebih mendapat penekanan.
Seniman bisa dibilang tidak lagi menciptakan lukisan, melainkan membuat collage dari kertas koran, kain, kertas bertekstur, atau bahkan pasir. Penggunaan benda nyata dalam lukisan ini menghasilkan tekstur dan pola yang berbeda-beda.
Kanvas ditampilkan sebagai sebuah sintetis (kombinasi) dari macam-macam media selain cat. Karena itulah jenis lukisan ini disebut Kubisme Sintetik.
Tujuan utama Kubisme Sintetik adalah semaksimal mungkin menghilangkan jejak-jejak ilusi kedalaman/3 dimensi yang tersisa dalam lukisan. Hasilnya adalah karya yang rata (flat) dan terlihat benar-benar 2 dimensi, terkadang lebih menyerupai gambar daripada lukisan.
Di kemudian hari, konsep collage ini dianggap sebagai salah satu ide paling penting dalam seni modern. Kubisme Sintetik menjembatani jurang antara “alam nyata” dan “karya seni” dengan memasukkan potongan benda nyata ke kanvas lukis.
Pada kemudian hari, banyak penulis lain yang mengadopsi dan mengembangkannya, misalnya:
- Juan Gris
- Fernand Léger
- Robert dan Sonia Delaunay
- Roger de la Fresnaye
- Albert Gleizes
- Marcel Duchamp
- Jean Metzinger
Pengaruh Setelahnya
1. Konsep Iconoclast
Tindakan yang dilakukan Picasso-Braque dan hasil karyanya masih sangat tidak umum di zaman tersebut. Itu menjadi kunci memahami pentingnya Kubisme di dunia seni.
Salah satu contohnya adalah Braque dan Picasso meletakkan objek produksi massal (benda “rendah†budaya) ke dalam dunia seni murni (“tinggi†budaya). Kontradiksi ini membuat mereka berdua dijuluki seniman iconoclast (icon = citra/gambar ; clast = perusak).
2. Kubisme Kristal
Corak Kubisme mengalami perkembangan pesat sebelum tahun 1914 berkat kolaborasi Picasso-Braque yang didanai oleh Kahnweiler.
Tapi masa kolaborasi tersebut akhirnya berakhir karena pecahnya Perang Dunia I. Braque bergabung ke medan perang, sementara Kahnweiler melarikan diri ke Swiss yang aman.
Perkembangan gaya lukis ini dilanjutkan oleh seniman-seniman yang memiliki kontrak dengan kolektor seni Leonce Rosenberg.
Terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam karya Kubisme hasil seniman-seniman tersebut. Perkembangan ini ditandai dengan penekanan pada bentuk geometris yang besar dan komposisi yang lebih sederhana.
Penyederhanaan komposisi ini menghasilkan kejelasan dan keteraturan dalam lukisan.
Kritikus seni Maurice Raynal lalu menyebutnya Kubisme “Kristal”, seperti kristal yang terlihat jelas maknanya jika dibandingkan karya-karya Kubisme sebelumnya.
3. Perkembangan Seni Modern
Walaupun utamanya dihubungkan dengan seni lukis, aliran ini memiliki pengaruh terhadap perkembangan seni patung dan arsitektur abad ke-20. Pematung Kubisme yang terkenal di antaranya Alexander Archipenko, Raymond Duchamp-Villon, dan Jacques Lipchitz.
Karya Kubisme menyoroti fakta bahwa lukisan adalah objek 2 dimensi. Sementara itu, penambahan berbagai tekstur dan material pada lukisan Kubisme Sintetik mulai mengaburkan garis pemisah antara seni lukis dan seni patung.
Pembebasan dari konsep formal pemisahan tersebut kemudian mempengaruhi gerakan-gerakan seni selanjutnya. Misalnya Dadaisme, Surealisme, Pop Art, dan Abstrak yang dikembangkan seniman-seniman di Jerman, Belanda, Italia, Inggris, Amerika dan Rusia.
Contoh Gambar Kubisme dan Pelukisnya
Bagian ini akan mengenalkan beberapa pelukis yang cukup dikenal dari aliran ini.
Pembahasan akan dilakukan sebatas keterlibatan pelukis tersebut saat membuat karya Kubisme, karena sebagian seniman berasal dari aliran lukis lain atau berhenti menggunakan aliran Kubisme di kemudian harinya.
Tokoh Kubisme Dunia
Walaupun ada banyak pelukis Kubisme di mancanegara, sejarah seni sebagian besar hanya mengutamakan keterlibatan Pablo Picasso dan Georges Braque.
Pablo Picasso
“Cubism is not a reality you can take in your hand. It’s more like a perfume, in front of you, behind you, to the sides, the scent is everywhere but you don’t quite know where it comes from.”
Pablo Picasso
Pablo Picasso dilahirkan dan tumbuh di Spanyol tahun 1881. Setelah dewasa, mayoritas dari kehidupannya dijalani sebagai seniman di Perancis.
Sepanjang karirnya, Picasso menciptakan lebih dari 20.000 lukisan, sketsa, patung, keramik dan karya seni lainnya. Dia disebut sebagai salah satu seniman paling berpengaruh di abad ke-20.
Pada tahun pertamanya di Paris, Picasso menciptakan banyak karya. Tapi kegelisahan untuk berubah ke arah lain terlihat darinya. Masa ini segera diikuti oleh “periode biruâ€, lalu bertransisi ke “periode mawarâ€.
Pada akhir 1906, langkah awal menuju Kubisme mulai terlihat. Lukisan Lady with a Fan (1905) dan Woman with Loaves (1906) menyisipkan elemen-elemen geometris dan bentuk yang disederhanakan untuk bagian tubuhnya.
Berdasarkan pernyataan Picasso sendiri, beberapa lukisan di periode itu terpengaruh oleh bentuk patung Spanyol zaman pra-Roma. Tapi lukisan potret Stein dan potret diri Picasso ditemukan sudah menunjukkan elemen visual Afrika.
Bidang dan garis yang dilukiskan seolah saling terjalin. Wajah manusia dalam potret pun mulai menyerupai ekspresi topeng.
Tahun 1907 menjadi masa yang sangat produktif bagi Picasso. Ia sedang berada dalam “periode Afrikaâ€, di mana dia menyerap unsur-unsur estetis dari karya suku pedalaman Afrika.
Salah satu inspirasi Picasso dalam menciptakan Kubisme adalah topeng-topeng suku Afrika. Wajah topeng Afrika sangat tidak natural bentuknya, bisa digambarkan terdeformasi dan terbalik-balik. Tapi topeng-topeng tersebut tetap bisa terlihat sebagai wajah manusia.
Picasso berkesimpulan, “Kepala manusia terdiri dari mata, hidung dan mulut. Bagian-bagian tersebut bisa diletakkan di manapun kamu inginkan.”
Komponen untuk berkembangnya Kubisme mulai terkumpul di tahun-tahun tersebut, yaitu:
- Lukisan Paul Cezanne. Karya tersebut melukiskan konsep ruang menggunakan bentuk geometris.
- Seni primitif berupa topeng suku-suku Afrika dan patung Spanyol zaman pra-Romawi. Karya-karya kuno tersebut tidak sesuai dengan teori seni di Eropa. Terdeformasi dan mereduksi bentuk alam menjadi padanan geometrisnya.
- Intuisi Picasso untuk mencari ekspresi seni yang baru.
Ekspresi baru ini awalnya mewujud dalam lukisan Les Demoiselles d’Avignon (1907). Pada tahun 1908, Picasso mematangkan gaya primitif yang muncul di Les Demoiselles lebih lanjut.
Barulah pada akhir tahun 1908, pengaruh dari gaya Cezanne mulai nampak di karya Picasso.
Sejak saat itu, Picasso mulai mengeksplorasi Kubisme dengan serius. Ia menciptakan lukisan-lukisan Kubisme Analitik bersama Georges Braque, yang berlanjut dengan periode Kubisme Sintetik.
Sedikit trivia: Salah satu karya terkenal paling terkenal Picasso, Guernica (1937) dibuat dalam media mural dengan teknik melukis pada tembok yang kontroversial hingga sekarang.
Lukisan Les Demoiselles d’Avignon (1907) dan Keterangannya
Lukisan Les Demoiselles d’Avignon (1907) menampilkan 5 orang wanita telanjang, namun dilukiskan dalam bentuk yang “tidak realistis†dan bersudut tajam.
Karya ini menunjukkan pengaruh lukisan primitif dan patung etnis Afrika. Subjek digambarkan dengan sangat deformatif dan berwajah seperti topeng.
Picasso juga mulai bereksperimen dengan menggunakan beberapa sudut perspektif sekaligus. Misalnya mata para wanita ditampilkan terlihat dari depan, tapi hidung mereka digambarkan dari samping
Les Demoiselles bisa dibilang gambar wanita yang paling tidak menarik dalam sejarah seni. Lukisan tersebut juga tidak bisa dibilang “suksesâ€. Tapi semua pengamat seni tidak bisa menolak jika karya tersebut disebut sebagai tonggak penanda penting abad ke-20.
Wanita-wanita dalam Les Demoiselles digambarkan penuh dengan pertentangan. Tidak hanya karena bentuknya yang terpatah, terputus dan kasar, tapi juga karena ketidakharmonisan dengan bagian-bagiannya sendiri.
Di bagian kiri, sosok wanita digambarkan dengan formal. Berdiri sesuai pose standar dalam seni patung Mesir.
Tapi begitu pengamat sampai ke bagian kanan, keteraturan tersebut hilang. Berganti dengan garis-garis tajam naik-turun dan topeng Afrika yang menampilkan wajah mengerikan.
Secara teknis lukisan ini masih setengah matang dan ambigu, tapi memiliki fungsi penting sebagai langkah pertama. Karena itulah Les Demoiselles diakui menjadi titik awal corak Kubisme.
Lukisan Still Life with Chair Caning (1912) dan Keterangannya
Karya dari tahun 1912 ini dianggap sebagai karya collage pertama.
Seperti layaknya karya Kubisme sebelumnya, pengamat bisa melihat beberapa objek yang dilukis dengan beberapa perspektif sekaligus.
Di kanan atas, lemon yang dipotong dengan pisau. Di bawahnya terletak serbet. Bagian tengah lukisan menampilkan gelas wine. Sementara di sebelah kiri atas terdapat sebuah jurnal dengan huruf JOU di atasnya (kependekan dari journal). Di atasnya tergeletak sebuah pipa rokok berwarna putih.
Picasso menempelkan kertas bermotif anyaman kursi, pola yang populer di cafe pada zaman tersebut. Keseluruhan karya dibingkai dengan sebuah tali jerami.
Dengan menambahkan benda nyata ke lukisan, Picasso bermain dengan tingkat realita yang berbeda. Di satu sisi ia menampilkan lukisan sebagai “karya seni†yang bersifat 2 dimensi, sementara di sisi lain ia menggabungkan “dunia nyata†ke lukisan tadi. Kertas motif tadi juga sekilas terlihat sebagai anyaman “nyataâ€, tapi sebenarnya hanya cetakan yang “tidak nyataâ€.
Contoh-contoh lukisan Kubisme dari Pablo Picasso:
Georges Braque
“What greatly attracted me – and it was the main line of advance of Cubism – was how to give material expression to this new space of which I had an inkling. So I began to paint chiefly still lifes, because in nature there is a tactile, I would almost say a manual space… that was the earliest Cubist painting – the quest for space.”
Georges Braque
Pada awalnya, Georges Braque dikenal sebagai seniman Fauvisme.
Tapi pada tahun 1907, ada 2 kejadian mengubah hidupnya dengan cepat:
- Braque terpukau dengan perkembangan lukisan Cezanne yang ditunjukkan dalam pameran Salon d’Automne.
- Pedagang seni Kahnweiler mengenalkannya ke Apollinaire dan Picasso. Braque mengunjungi studio Picasso di Rue Ravignan dan melihat lukisan Les Demoiselles.
Walaupun tidak menyukai Les Demoiselles, lukisan tersebut mengguncang rasa estetika Braque.
Seketika ia memutuskan untuk meninggalkan gaya Fauvisme dan menghabiskan 6 bulan berikutnya untuk mengerjakan lukisan Large Nude (1908).
Braque mengubah seluruh metode lukisnya. Ia ikut menggunakan bentuk terdistorsi dan ruang yang datar, walaupun tidak seradikal Picasso.
Tidak seperti Picasso yang berkembang ke Kubisme sedikit demi sedikit, Braque bergerak ke corak lukisan Kubisme secara drastis. Perubahan ini sangat terlihat dari beberapa lukisan pemandangan L’Estaque.
Setelah seri lukisan L’Estaque, Braque terus mengeksplorasi aliran Kubisme di karya-karyanya yang berikutnya. Ia berkolaborasi dengan Picasso, saling memancing potensi dari satu sama lain.
Periode tahun 1908-1914 adalah masa paling produktif bagi kolaborasi Picasso-Braque, sekaligus bagi perkembangan Kubisme.
Sayangnya kerja sama ini akhirnya berakhir dengan datangnya Perang Dunia I dan berangkatnya Braque ke medan perang.
Setelah selesai dari militer, Braque bergabung kembali dengan gerakan Kubisme di tahun 1917.
Tapi Braque dan Picasso tidak pernah berkolaborasi kembali. Karya Braque di masa ini dekat dengan Juan Gris, seniman ahli Kubisme lainnya.
Tapi kemudian lukisan Braque bergeser ke corak lain secara cepat. Dari bentuk geometris yang kaku menjadi goresan yang lebih luwes dan bebas, seperti terlihat di Still Life with Playing Cards (1919).
Lukisan Houses at L’Estaque (1908) dan Keterangannya
Lukisan Braque yang dibuat selama musim panas 1908 di daerah L’Estaque ini dianggap sebagai lukisan pertama Kubisme yang sebenarnya.
Pada awalnya lukisan ini ditolak oleh pameran Salon d’Automne. Tapi pada akhirnya, L’Estaque dipamerkan galeri Daniel-Henri Kahnweiler di Paris.
Seri lukisan L’Estaque menunjukkan keinginan Braque untuk membelah-belah isi lukisan menjadi bagian-bagian terpisah. Palet warna coklat dan hijau di karya ini juga mencerminkan pola warna yang digunakannya untuk banyak lukisan berikutnya.
Pengaruh lukisan Les Demoiselles dari Picasso dan lukisan-lukisan Cezanne terlihat jelas di lukisan ini.
Dari Cezanne, Braque mengadopsi goresan kuas yang seragam dan searah, serta penggunaan ruang yang datar/2 dimensi.
Sementara dari Picasso, ia mengambil penyederhanaan bentuk yang radikal dan penggunaan bentuk geometris dalam menggambarkan subjek.
Sebagai contoh, tidak ada garis cakrawala dan tidak ada teknik bayangan tradisional yang memberikan kedalaman di lukisan. Rumah dan alam terlihat bertumpuk dan semua terletak di latar depan lukisan.
Lukisan L’Estaque dengan jelas mempertontonkan kepatuhan Braque pada hasil eksperimen Picasso. Hal ini menghasilkan terjalinnya kolaborasi di antara 2 seniman besar tersebut.
Lukisan Fruit Dish and Glass (1912) dan Keterangannya
Karya tahun 1912 ini memperkenalkan penggunaan pasir dalam lukisan untuk pertama kalinya. Braque menambahkan pasir ke dalam gesso, sejenis campuran cat putih, untuk mendapatkan teksturnya.
Di lukisan ini Braque juga menjadi yang pertama menggunakan teknik papier collé (tempelan kertas), salah satu teknik dari collage. Ia menggunakan potongan kertas bertekstur kayu (faux bois).
Pengamat lukisan ini bisa melihat sebuah mangkuk buah, anggur dan pir. Kata BAR dan ALE ditambahkan sebagai elemen fisik.
Elemen tersebut dimasukkan untuk mencegah pengamat mendapat persepsi spasial/ruang dalam karya tersebut. Hasilnya adalah latar belakang dan latar depan yang tidak bisa dipisahkan lagi.
Pelukis Kubisme Indonesia
Seniman Kubisme di Indonesia kebanyakan bisa ditarik garis asalnya ke Ries Mulder.
Ries merupakan pelukis Belanda yang berkesempatan mengajar di Akademi Seni Rupa Indonesia/ASRI (di kemudian hari menjadi Institut Teknologi Bandung/ITB).
Awalnya Ries banyak berkarya dalam bentuk lukisan figuratif dan lukisan Impresionisme. Tapi perlahan ia mulai bergeser ke corak Kubisme.
Lukisan Kubisme Ries Mulder memiliki ciri khas tersendiri. Subjek lukisan dapat dikenali dengan mudah, tapi tetap dikomposisikan supaya memiliki garis-garis lurus dan sudut-sudut tajam.
Penggunaan palet warna yang cerah juga membuat lukisan Ries berbeda dari Kubisme biasanya. Karya-karyanya terlihat cantik dan berwarna-warni seperti melihat kaca patri.
Banyak mahasiswa Ries yang menjadi pelukis terkenal dari berbagai aliran lukis di kemudian hari. Tapi lukisan-lukisan Ries membuat sebagian muridnya ikut berkarya dalam corak Kubisme, misalnya Ahmad Sadali, But Muchtar dan Mochtar Apin.
Kedekatan seniman-seniman tersebut pelukis Barat membuat mereka kadang dicemooh sebagai “Pengabdi Laboratorium Baratâ€.
Ahmad Sadali
Ahmad Sadali dianggap sebagai pelopor dan penggerak seni abstrak di Indonesia.
Sebagai murid dari Ries Mulder, gaya geometris Kubisme sangat kentara di lukisan-lukisan awal Ahmad. Namun seiring berjalannya waktu, corak karyanya bergeser ke arah abstrak dan kaligrafi Islam.
Ada banyak pencapaian karya yang diciptakan Ahmad Sadali. Taman Rekreasi Pusri Palembang, Hotel Hilton, hingga dinding gedung MPR/DPR Republik Indonesia pernah dilukisnya.
Selain menjadi seorang pelukis, Ahmad menjalani profesi pengajar di ITB.
But Muchtar
Patung di depan gedung MPR/DPR RI adalah salah satu karya paling terkenal But Muchtar. Selain patung, But merupakan seniman dengan corak abstrak dan Kubisme, sekaligus pengajar di ISI Yogyakarta.
Di awal perjalanannya, karya-karya But beraliran Naturalisme. Tapi setelah dikenalkan Ries Mulder, ia mendalami gaya Kubisme dalam berbagai karyanya.
But Mochtar telah menciptakan ratusan karya selama hidupnya. Pameran untuk menunjukkan karya tersebut diadakan di berbagai negara di dunia.
Mochtar Apin
Senirupawan yang mengenal Kubisme saat menjadi mahasiswa dari Ries Mulder.
Setelah menyelesaikan studinya di Bandung, ia mendapat kesempatan untuk meneruskan belajar ke berbagai negara seperti Belanda, Perancis dan Jerman.
Gedung Kedutaan Besar Indonesia di Paris sempat menjadi salah satu kesempatan Apin berkarya dalam bentuk mural.
Mochtar Apin sempat mempelajari seni litografi/offset saat ia berada di Paris. Setelah kembali ke Indonesia, ia mengajarkan ilmu tersebut dan menerbitkan buku berisi panduan seni cetak grafis dan contoh karya,
Berkat sumbangsihnya, Apin dipandang sebagai pelopor seni cetak grafis di Indonesia. Selain itu ia juga mempelopori terwujudnya pendidikan seni grafis di ITB.
Srihadi Soedarsono
Srihadi sudah mengawali langkah melukisnya sejak masa Revolusi Kemerdekaan. Ia tergabung dalam Ikatan Pelajar Indonesia (IPI).
Di organisasi tersebut, Srihadi ditugaskan membuat poster, grafiti, lukisan slogan dan karya visual lainnya untuk membangkitkan semangat perjuangan.
Untuk melanjutkan pendidikan, di kemudian hari Srihadi memilih untuk masuk ke Balai Pendidikan Guru Seni Rupa. Disitulah Srihadi mulai mengenal corak Kubisme dan abstrak.
Sepanjang karir lukisnya yang menjangkau puluhan tahun, Srihadi menciptakan ribuan lukisan dari berbagai macam aliran. Tapi Srihadi sendiri terkenal sebagai seniman yang unik.
Jika tidak merasa cocok dengan orang yang akan membeli, maka ia tidak akan melepas lukisannya. Padahal ada banyak kolektor yang memburu lukisannya, baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebaliknya, Srihadi tidak pernah keberatan memberikan lukisannya secara cuma-cuma jika itu memberi manfaat untuk orang lain. Misalnya untuk dilelang bagi kegiatan amal.
Perbedaan dengan Aliran Seni Lukis Lainnya
Untuk memahami lebih lanjut aliran Kubisme, kita perlu memperhatikan perbedaannya dengan aliran-aliran lain di dunia seni lukis yang dianggap mirip.
Kubisme dan Abstrak
1. Semua karya Kubisme adalah seni abstrak, tapi tidak semua karya abstrak beraliran Kubisme.
Ada beragam aliran seni yang termasuk dalam abstrak, contohnya:
- Kubisme
- Futurisme
- Konstruktivisme
- Dadaisme
- Tachisme
- Pop Art
- Minimalisme
- Post-minimalisme
- Neo-ekspresionisme
- Op art
Bahkan seni dekorasi Islam juga bisa dimasukkan ke dalam aliran abstrak jika ditilik lebih lanjut.
2. Kubisme berbasis bentuk geometris, sementara lukisan Abstrak tidak.
Karya kubisme didasarkan pada memecah objek dan mengubahnya menjadi bentuk-bentuk geometris dasar. Sebaliknya aliran Abstrak tidak terikat pada bentuk tersebut sehingga bisa menggunakan bentuk-bentuk lain.
3. Kubisme memiliki subjek yang berusaha ditampilkan, sementara lukisan Abstrak tidak.
Walaupun ada sebagian seniman Kubisme yang melakukannya, tapi Picasso dan Braque menolak abstraksi total untuk karya Kubisme. Bagi mereka sebuah lukisan Kubisme tetap harus memiliki subjek, bagaimanapun terdeformasi subjek tersebut.
Sebaliknya, seniman Abstrak umumnya menghilangkan subjek yang bisa terlihat secara keseluruhan. Lukisan terdiri dari komposisi warna, bentuk dan tekstur tanpa subjek nyata yang terlihat lagi. Kalaupun ada subjek, itu hanyalah ilusi visual dari persepsi pengamat lukisannya.
Kubisme dan Futurisme
1. Kubisme berpusat pada bentuk (shape), sementara Futurisme berfokus pada gerakan (movement).
Lukisan Kubisme berusaha menampilkan beberapa sudut perspektif dari subjek yang sama. Penggambaran perspektif berbeda yang tumpang tindih tersebut membuatnya terlihat dalam bentuk bentuk-bentuk geometris.
Sementara Futurisme berusaha menangkap energi dinamis dari objek yang bergerak, perkembangan teknologi dan dunia modern.
2. Kubisme tidak membawa pesan sosial politik dalam karyanya, sementara Futurisme menekankan pada pesan sosial politik.
Kubisme seringkali merupakan eksperimen dari sang seniman. Tidak ada pesan mendalam tentang kondisi masyarakat di sekitarnya, hanya percobaan visual semata untuk kepentingan pribadi.
Sebaliknya seniman Futurisme dikenal seringkali menerbitkan manifesto, bahkan untuk beragam topik. Karya Futurisme berusaha mengungkapkan pesan dari sang seniman tentang yang terjadi di masyarakat.
3. Kubisme sekedar berusaha lepas dari prinsip seni tradisional, sementara Futurisme membawa kebencian terhadap hal-hal yang telah lampau.
Kubisme mematahkan teknik-teknik visual tradisional untuk kepentingan perkembangan seni. Sementara Futurisme lebih menyerupai ideologi yang menolak apa pun yang berasal dari masa lalu, baik itu hal politik maupun artistik.
Kesimpulan Singkat
Dari sekedar eksplorasi Pablo Picasso dan Georges Braques, Kubisme berkembang menjadi gaya seni paling penting di abad ke-20.
Prinsip-prinsip baru yang muncul di corak Kubisme membawa pengaruh terhadap prinsip seni yang sudah ada sebelumnya. Lukisan-lukisan geometris 2 dimensi ini berhasil menantang dunia tentang bagaimana manusia melihat realita dan menyajikan kebalikannya.
Referensi
Louis Vauxcelles. 1908. “Exposition Braques, Gil Blas, 14 November 1908”. Gallica (BnF). https://gallica.bnf.fr/ark:/12148/bpt6k7521008s/f2.item. Diakses tanggal 25 Nonvember 2021.
The Editors of Encyclopaedia Britannica. 2000. “Cubism”. https://www.britannica.com/art/Cubism. Diakses tanggal 26 November 2021.
Anonim. 2011. “Early Cubist Painting”. http://www.visual-arts-cork.com/history-of-art/cubist-painting.htm. Diakses tanggal 26 November 2021.